Beautiful Heart, Beautiful Morning

Cerita ini mungkin agak sedikit terlambat di posting, tapi apa daya karena koneksi yang gak stabil jadinya gak bisa di posting cepet-cepet.
Kali ini aku ingin bercerita tentang kebiasaanku dan keluarga di setiap minggu pagi yang tentunya selalu indah. Ada hal yang wajib dilakukan di tiap hari minggu ini, kebiasaan yang kalau terlewatkan membuatku merasa bersalah dan berhutang. Ada tempat yang wajib dikunjungi dalam rangka melakukan kebiasaan itu. Apakah kebiasaan itu? Dimanakah tempatnya?
Membludaknya para pendengar ceramah
Sebenarnya kebiasaan ini akan terdengar biasa saja, ya kebiasaan untuk mendengarkan ceramah pagi tentu saja tidak begitu spesial, sudah sangat sering dan lumrah. Tapi hal itu menjadi spesial bagiku karna aku bisa mendengarkan dan mendatangi langsung ke tempat ceramah itu. Belum lagi dengan disuguhi pemandangan yang berbeda dari acara ceramah lainnya membuatku lebih tertarik. Bahkan bukan suatu kebetulan lagi jika dalam acara ceramah itu aku sering bertemu dengan keluarga yang lain, yang belum tentu bertemu di hari-hari lain karna kesibukan masing-masing. Maka tak salah bila setiap datang ke acara ceramah pagi itu menjadi hal yang istimewa bagiku.
Alih fungsi Jalan Perintis Kemerdekaan
Pemandangan yang berbeda dalam setiap ceramah ini adalah kepadatan masyarakat yang mendengarkan ceramah di jalanan utama Viaduct atau Jl. Perintis Kemerdekaan. Kenapa jalanan? karena saking banyak dan membludaknya para pendengar sehingga jalanan tersebut dialih fungsikan untuk tempat duduk pendengar mulai dari pukul 06.00 hingga pukul 09.00 dengan kawalan dari para polisi tentu saja. Tak heran jika terkadang kemacetan terjadi di jalanan tersebut karena menyempitnya penggunaan jalan. Itulah hal yang berbeda dari ceramah-ceramah yang biasanya aku datangi. 

Kepadatan kendaraan menimbulkan kemacetan
Meskipun kemacetan kecil sering terjadi, tak ayal membuat para pendengar kabur dari ceramah itu. Justru  para pendengar semakin bertambah banyak saja setiap minggunya. Semoga walaupun dengan keadaan yang sedemikian rupa tak membuat niat dan amal baikku, keluargaku, maupun pendengar lainnya menjadi rusak dengan pandangan tajam dari para pengemudi yang merasa terganggu saat melintasi jalan tersebut.

hati ini disirami kelembutan asma-Mu,
hati ini meresapi setiap sabda-Mu dari kitab yang paling suci
hati ini terselimuti hangatnya sinar mentari pagi-Mu,
semoga pahalaku pagi ini tertuliskan indah dengan tinta emas dalam buku hidupku oleh para penjagaku, malaikat-Mu
Allah, kekasihku, terima kasih atas kesempatan-Mu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Resep Bunda Catering Bandung

Berawal Dari Keahliannya dalam PERTANIAN

The Story with 'Pelabuhan Ratu'